Dari Jerman ke FSH UIN Jakarta: Kolaborasi Hijau Demi Bumi yang Lebih Lestari
BERITA FSH, Teater lt2 - Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menerima kunjungan tamu dari Humboldt University, Jerman, dalam rangka memperkuat kerja sama akademik dan komitmen terhadap kampus hijau dan pembangunan berkelanjutan.
Acara yang berlangsung meriah ini diisi dengan kuliah tamu dan diskusi mahasiswa bertema green campus, climate action, dan Sustainable Development Goals (SDGs). Dosen tamu berasal dari Jerman yaitu Ibu Essie Henstain, Dosen Bahasa Indonesia di Humboldt University dan Leipzig University serta beberapa mahasiswa Humboldt University. (11/09/25)
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari kunjungan tim UIN Jakarta ke Jerman tahun lalu, di mana mereka disambut hangat dan diperkenalkan pada konsep kampus ramah lingkungan dan energi terbarukan.
“Ini adalah bentuk kerja sama yang luar biasa antara dua institusi yang memiliki visi yang sama tentang keberlanjutan lingkungan,” ujar Prof. Dr. Muhammad Maksum, S.H., M.A., MDC., Dekan FSH UIN Jakarta. Ia berharap kolaborasi ini akan terus berlanjut dan memberikan dampak nyata.
Menurut Prof. Arif Zamhari M.Ag., Ph.D., Ketua Pusat Layanan Kerjasama Internasional,Tema kali ini sangat penting yaitu Green Energy. Senada dengan upaya ini, Kementerian Agama RI telah mulai mengampanyekan konsep ekoteologi, yang ke depan akan masuk dalam pelatihan-pelatihan lembaga pendidikan. "Hidup berkelanjutan adalah langkah kecil yang membuat hidup lebih baik.", ujarnya.
Dalam sesi diskusi, beberapa mahasiswa Jerman menyampaikan pandangannya tentang isu-isu lingkungan global dan lokal. Senja Katharina menyoroti persoalan penumpukan sampah plastik di Indonesia yang mencapai 50 ribu ton per tahun. Sementara itu, Olga, mahasiswi berdarah Rusia-Jerman, membagikan pengalaman sistem daur ulang di Jerman, di mana konsumen dikenakan biaya untuk setiap botol plastik sebagai insentif daur ulang.
Masih dalam tema SDGs, Katharina Alexandra mengangkat isu kehidupan bawah laut yang menjadi fokus SDGs ke-14. Ia menegaskan pentingnya peran Indonesia sebagai negara kepulauan dalam menjaga ekosistem laut dunia.
Topik transisi energi juga menjadi sorotan. Fabian mempresentasikan potensi besar energi surya di Indonesia. “Matahari bersinar setiap hari di sini, ini potensi besar,” ungkapnya. Hal senada disampaikan Moritz Alexander, yang juga seorang pemain sepak bola di Jerman, mengungkapkan keheranannya atas ketergantungan Indonesia pada bahan bakar fosil di tengah melimpahnya sumber energi terbarukan.
Rektor UIN Jakarta, Prof. Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A., Ph.D., menyambut baik diskusi ini dan menekankan perlunya aksi nyata. “Kita sudah cukup berkampanye soal kampus hijau. Sekarang saatnya praktik, bukan jargon,” tegasnya.
Acara ini ditutup dengan ucapan terima kasih kepada para tamu dari Jerman: Bu Essie, serta seluruh mahasiswa Humboldt University yang hadir. Semangat kolaborasi lintas negara ini menjadi bukti bahwa isu lingkungan adalah tanggung jawab bersama yang melampaui batas geografis.[NA]